Rabu, 30 Desember 2015

Pede, Beda dengan Nekat

Pede, Beda dengan Nekat
  
         Mau ulangan fisika…, belum apa-apa sudah pucat dan keringat dingin duluan. Diminta jadi wakil sekolah dalam acara cerdas cermat, duh perut mules nih! Mau pidato didepan kelas dalam acara perpisahan…, cari yang lain saja, deh! Gimana sih, kok begitu saja udah nyerah duluan ? Ah… dasar anak mami, susah deh!
ITU ARTINYA KAMU SEDANG KENA “VIRUS” MINDER
OR NGGAK PERCAYA DIRI-AN
            Jika kamu kurang atau hilang rasa percaya diri (pede), biasanya sulit untuk maju dan lambat laun akan ditinggalkan oleh temen-temen kamu yang pede abis. Tapi pede abis itu beda dengan nekat, lho. Kamu harus bisa bedakan antara nekat dengan pede.
Ø  Kalau nekat itu berani tapi nggak bermodal atas kemampuan yang dia yakini.
Ø  Sedangkan kalau pede itu sikap tenang dan berani menghadapi sesuatu yang akan dijalaninya tapi dengan penuh keyakinan atas dasar kemampuannya.
           Tetapi banyak juga lho, orang yang pandai tapi dia nggak yakin akan kepandaiannya karena minder binti nggak pede itu. So, untuk jadi pede bukan sekedar bermodalkan berani, tapi juga kecerdasan. Dan kecerdasan yang baik butuh kebiasaan untuk mengujinya. Nggak percaya ? coba saja kamu lihat artis-artis sinetron kita yang suka nongol di TV. Kamu bisa melihat mana artis yang hanya bermodalkan nekat tanpa dibarengi kemampuan acting yang memadai dengan artis yang sangat pede karena kemampuan acting yang baik? Bagi artis yang bermodalkan nekat pasti nggak lama lagi dia akan tenggelam. Tetapi bagi artis yang pede dengan segala kemampuannya maka dia akan diperhitungkan oleh banyak orang dalam waktu lama. Contohnya siapa? Yah… itu sih pamali atuh!
              Menurut sebuah penelitian, konon kabarnya, mahasiswa-mahasiswa Indonesia  yang kuliah di luar negeri sebenarnya nggak kalah pintar dengan mahasiswa bule atau luar negeri. Tapi kalo bicara masalah keaktifan bertanya di kelas (yang sangat mempengaruhi nilai), mahasiswa kita selalu kalah cepat. Atau kalau diminta persentasi hasil makalahnya mukanya pucet pasi. Pasalnya, mereka selalu merasa nggak pede untuk nanya-nanya ke dosen dalam bahasa asing atau nggak pede akan kemampuan dalam menyampaikan hasil pemikirannya. Nah, mampu sih mampu, tapi nggak pede. Gimana dong, ah?


        



               
                 
8


Dari mana Datangnya Pede ?
          Para ahli mengatakan bahwa sumber pede itu sebenarnya datang dari diri kamu sendiri. Jadi nggak bakalan tuh kamu temuin di toko obat mana pun yang jual obat pede. Sebetulnya pede itu cerminan sikap, dan itu bisa dilatih. Iya, asal niat banget dan disiplin , pasti bisa!
APA AJA YANG MESTI DILATIH-LATIH SIMAK, YA!
Belajar jadi orang yang bisa diandelin
     Maksudnya, kamu kudu belajar cepat dalam mengambil keputusan. Jangan plintat-plintut alias plin-plan. Misalnya, sehabis lulus SMU nanti mau nerusin ke fakultas dan perguruan tinggi mana? Bagi yang bisa diandelin, dia akan tenang dan nggak bakalan bingung menentukan pilihannya. Ini karena dia yakin akan kemampuannya masuk fakultas ini, di perguruan tinggi ini. Tapi bagi yang plintat-plintut dia akan bingung memilih karena nggak bisa ngukur kemampuannya. Kemarin dia bilang mau ke fakultas teknik UI, eh, hari lain dia bilang ke fakultas pertanian IPB, besok lagi dia ngomong lain lagi dan seterusnya.
      Itulah yang bikin orang nggak bisa ngandelin kemampuan kamu. Contoh lain, suatu hari kamu disuruh mengerjakan PR sama pak guru. Ketika ditanya hasil kerjaannya, ada saja alasannya. Yang lupalah, sakitlah, tapi ternyata kamunya nggak ngerjain PR karena males. Gimana mau pintar dan pede kalau nggak mau berusaha menjadi orang yang bisa diandelin. Nah, buat kamu yang rada bolot? Ini ntar ada teorinya sendiri!


    Nggak suka bikin kaget
          Maksudnya kalau punya rencana nggak pernah mendadak gitu. Artinya, kamu belajar jadi orang yang selalu mempertimbangkan segala sesuatunya secara masak-masak, sehingga dapat memperkecil resiko kegagalan. Jika gagal, kamu bisa enak mengevaluasinya, soalnya step-step-nya jelas. Orang yang nggak pede itu sebenarnya orang yang merasa setiap ide atau rencananya nggak matang. Contohnya, hari ini tiba-tiba kamu bilang sama orang tua kamu kalau kamu besok mau berangkat panjat tebing di Gunung Semeru selama seminggu. Otomatis ortu kamu kaget dan nggak bakalan mengizinkanmu karena khawatir.
         Ingat rencana yang sangat mendadak hampir dipastikan nggak bakalan bisa diukur secara sempurna terhadap hal-hal yang akan terjadi kemudian. Misalnya, ternyata setelah berangkat ada peralatan panjat tebing yang lupa dan sebenarnya sangat penting. Kalau sudah begitu jadinya, bisa-bisa kamu nggak pulang lagi atau kena musibah karena keteledoran kamu tadi. Sebaliknya, kalau kamu siapkan secara matang jauh-jauh hari, maka kamu akan menjalani dengan sukses, dan yang pasti tambah pede .


   Empati
      Yaitu peduli terhadap orang lain dan tidak egois jika kamu punya sifat ini, kamu selalu ingin berbuat baik sama orang agar kamu bisa diterima oleh semua kalangan. Terus kamu jadi penuh persiapan deh kalo mau bikin sesuatu, jangan sampai kamu mengecewakan orang lain yang menaruh kepercayaan sama kamu.
      Sifat empati ini bisa kamu latih mulai dari yang kecil-kecil dulu. Misalnya ada temen yang sakit dan nggak mampu bayar tagihan rumah sakit karena uangnya untuk membayar SPP sekolah. Untuk membangun empati pada temen yang lagi susah itu, ya cobalah bantu semampu kamu. Atau paling tidak kamu mengajak temen-temen yang lain agar mau iuran bersama demi temen yang lagi kesusahan tadi.
        Pokoke, sifat empati ini timbul jika kamu mau peduli terhadap lingkungan secara nyata, bukan ngomong saja. Kalau kamu care sama lingkunganmu maka orang sekitar kamu juga akan care sama kamu. Dijamin deh pede kamu akan semakin bertambah. Artinya, setiap kamu mau melakukan sesuatu kamu sangat yakin mampu menjalankannya karena lingkunganmu baik dan mendukungmu.

Mengutamakan kepentingan bersama
         Orang seperti ini biasanya selalu minta pendapat orang-orang terpecaya sebelum melangkah, juga selalu memikirkan baik-buruk tindakannya. Hal yang selalu dipikirkan adalah bagaimana caranya agar tindakannya tidak mengecewakan banyak orang waktu masih sekolah di SD,  guru-guru mengajarkan agar kita mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongan. Sumpah deh orang egois yang nggak peduli dengan orang banyak biasanya nyalinya kecil dan minderan.
          So, sumber pede adalah ketika kita telah mempersiapkan ide dan rencana kegiatan kita dengan matang. Sehingga, akan berdampak positif kepada diri kita dan semua orang yang terkait dengan itu. Bisa diterima, kan ?

Kiat tampil pede
         Nggak peril pakai baju yang mahal atau aksesoris yang ngegenjreng kok, SUEERRR! Untuk bisa tampil  pede  yang kamu harus kembangkan adalah :
a) Pelajari pengalaman
       Kerennya, analisa SWOT ( strengths, weaknesses, opportunities, dan threats) gitchu. Evaluasi setiap tindakan dan hasil yang kamu capai, apa kelebihan dan kekurangannya lalu bikin rencana kea rah perbaikan. Orang-orang dahulu yang kena musibah atau bencana alam, seperti yang diceritakan oleh Al-Qur’an, merupakan golongan orang yang nggak pernah belajar dari pengalaman. Misalanya kaum Nabi Nuh yang ditimpa banjir bandang. Mereka nggak mau mengambil pelajaran dari umat pendahulunya, yang menentang ajaran Rasul pasti kena azab Allah. Kalau kamu pernah gagal mencapai cita-cita atau keinginan, cobalah pelajari apa yang menjadi penyebab kegagalan itu. Kemudian, selesaikan sebab-sebab itu dengan cara yang lebih baik.

b) Rencanakan masa depan
        Masa depanmu ada ditanganmu bukan di tangan paranormal . karena itu, rencanakan masa depan itu mulai dari sekarang. Jika kamu sudah bisa ngebayangin sosok kamu     dimasa depan, maka kamu bakal jadi orang yang “matang” dan berwawasan. Itu pun jika kamu mempersiapkan sebaik-baiknya.    Untuk urusan agama, kalau kamu ingin naik haji kelak misalnya, maka sejak sekarang kamu harus menabung untuk biaya haji. Atau kalau kamu ingin meneruskan studi ke luar negeri, maka jangan lupa mendalami bahasa asing sedini mungkin. Istilah pribahasanya adalah berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Maksud dari bersakit-sakit itu adalah berusaha sekuat tenaga dengan perencanaan yang matang agar memperoleh apa yang kita inginkan, OK!


c)  Professional sekarang
     Caranya? Perluas wawasan. Bolot? No way! Mulailah  membuka pertemanan
dengan orang-orang yang bakal bikin kamu tambah “berisi”, ini untuk otak dan hatimu, lho. Terus, bersikap dan bertingkah laku baik sehingga kamu dihargai orang. Seseorang akan berani tampil pede ketika ia merasa dihargai oleh lingkungannya. Asyik nggak, tuh? Kerjakan secara sungguh-sungguh apa yang menjadi pilihan kamu. Lalu, jadikan pilihan itu menjadi sesuatu yang menyenangkan, yang hasilnya memuaskan, baik pada dirimu atau orang lain.

d) Berdoa
      Bagaimanapun juga hidup kita ada dalam genggaman-Nya. Sehingga wajiblah kalau kita mau berbuat sesuaatu, kudu mohon bantuan dan kekuatan dari Yang Mahakuasa. Orang yang mau berusaha tapi nggak mau berdoa, itu berarti orang yang sombong. Tetapi sebaliknya, orang yang nggak mau usaha, kerjanya hanya berdoa, maka dia termasuk orang yang males dan kelak nggak bakalan jadi orang sukses.


     Nah, gimana? Siap tampil pede kan? Gitu dong…generasi OK mesti jadi generasi terdepan yang berani tampil pede. Bukan karena tongkrongnya, tapi karena…sikap, otak, dan moralnya. SIIP…LAH…!!!    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar