“TENGGELAMNYA HARTA si QARUN”
KELOMPOK :
1.
Melati Sebagai
Narator
2.
Adi Firmansyah Sebagai
Qarun
3.
A.Samir
Sebagai Ust. Musa
4.
Niyati
Sebagai Pengemis
5.
Iis Nurhasanah
Sebagai Bu Fatimah
6.
Lia Handayani
Sebagai Zainab
7.
Nita Christy
Sebagai Aisyah
Disebuah desa hiduplah seorang
laki-laki bernama Qarun. Qarun adalah sepupu Musa. Hubungan Musa dengan Qarun
sangat dekat. Qarun ini mempunyai sifat yang sama dengan Musa yaitu baik dan
saleh. Namun sayangnya Qarun ini sangat miskin dan hidup serba kekurangan
berbeda dengan Ust. Musa. Setiap harinya Qarun bekerja ditempat Musa sebagai
peternak.
Pada suatu sore, Qarun sedang
memberi makan salah satu hewan ternak kesayangan Ust. Musa. Ketika itu Qarun
tak sengaja melihat Ust. Musa sedang membaca Al-Qur’an, dengan segera Qarun pamit
pulang
Qarun
: Assalamualaikum Musa (sambil
mendekati Musa)
Musa : waalaikumsalam Qarun
Qarun : ijinkan saya pulang lebih awal
Musa : memangnya ada apa Qarun ?
Qarun : saya juga ingin membaca Al-Qur’an, Musa
Musa : tentu saja boleh Qarun, tapi tolong masukkan hewan itu kedalam kandang
Qarun : baiklah Musa
Musa : waalaikumsalam Qarun
Qarun : ijinkan saya pulang lebih awal
Musa : memangnya ada apa Qarun ?
Qarun : saya juga ingin membaca Al-Qur’an, Musa
Musa : tentu saja boleh Qarun, tapi tolong masukkan hewan itu kedalam kandang
Qarun : baiklah Musa
Qarun
: Musa kalau begitu saya pulang dulu
Musa : tunggu sebentar Qarun
Qarun : ada apa Musa ?
Musa : ini makanan untuk kamu berbuka nanti (sambil memberi makanan)
Qarun : terima kasih Musa. Assalamualaikum
Musa : iya, Sama-sama waalaikumsalam
Musa : tunggu sebentar Qarun
Qarun : ada apa Musa ?
Musa : ini makanan untuk kamu berbuka nanti (sambil memberi makanan)
Qarun : terima kasih Musa. Assalamualaikum
Musa : iya, Sama-sama waalaikumsalam
Ketika ditengah perjalanan Qarun melihat
ada seorang pengemis yang sedang duduk dipinggir jala, lalu Qarun pun
menghampiri pengemis itu.
Qarun :
assalamualaikum
Pengemis : waalaikumsalam
Qarun : ibu puasa ?
pengemis : iya, saya puasa setiap hari tapisepertinya hari ini saya tidak bisa berbuka (berwajah
sedih)
Qarun : kenapa tidak bisa berbuka ?
Pengemis : saya tidak punya makanan
Qarun : ini ambil saja, tapi besok puasa lagi ya.. !
Pengemis : iya iya terimakasih-terimakasih. Semoga Allah membalasmu dengan rezeki yang
banyak
Qarun : amin. Kalau begitu saya mau pulang. Assalamualaikum
Pengemis : waalaikumsalam
Pengemis : waalaikumsalam
Qarun : ibu puasa ?
pengemis : iya, saya puasa setiap hari tapisepertinya hari ini saya tidak bisa berbuka (berwajah
sedih)
Qarun : kenapa tidak bisa berbuka ?
Pengemis : saya tidak punya makanan
Qarun : ini ambil saja, tapi besok puasa lagi ya.. !
Pengemis : iya iya terimakasih-terimakasih. Semoga Allah membalasmu dengan rezeki yang
banyak
Qarun : amin. Kalau begitu saya mau pulang. Assalamualaikum
Pengemis : waalaikumsalam
Tak terasa, Qarun telah sampai dirumahnya.
Qarun lupa untuk membaca Al-Qur’an. Karena adzan magrib sedang berkumandang.
Dan qarun pun berbuka puasa.
Qarun
: Alhamdulillah (berdo’a lalu minum.
Setelah itu membuka tudung nasi) astaghfirullah
haladzim. Cuma ada ini.
haladzim. Cuma ada ini.
Qarun pun merasa kelaparan akhirnya Qarun
pun tertidur dan ketika sahur Qarun hanya minum air dan memakan sebuah pisang.
Qarun
: (berdo’a sahur) ya Allah kenapa
saya harus miskin padahal aku sudah sedekah, beribadah
tapi semuanya tidak engkau kabulkan
tapi semuanya tidak engkau kabulkan
Pagi harinya, Qarun menemui Musa dan
meminta tolong kepada Musa untuk dido’akan agar dia kaya.
Qarun
: assalamualaikum (sambil mengetuk pintu)
Musa : waalaikumsalam. Sebentar ! eh qarun, ada apa Qarun, ayo masuk
Qarun : (duduk dikursi) begini Musa saya mau minta tolong, do’akan saya supaya kaya.
Musa : insya Allah saya do’akan
Qarun : sebelumnya terima kasih Musa
Musa : iya sama-sama Qarun
Qarun : saya mau pulang Musa. Assalamualaikum..
Musa : Waalaikumsalam
Musa : waalaikumsalam. Sebentar ! eh qarun, ada apa Qarun, ayo masuk
Qarun : (duduk dikursi) begini Musa saya mau minta tolong, do’akan saya supaya kaya.
Musa : insya Allah saya do’akan
Qarun : sebelumnya terima kasih Musa
Musa : iya sama-sama Qarun
Qarun : saya mau pulang Musa. Assalamualaikum..
Musa : Waalaikumsalam
Qarun pun pulang kerumahnya. Hari ini
Qarun tidak bekerja karena Qarun merasa sudah bosan menjadi pengurus ternak.
Ketika diperjalanan Qarun bertemu dengan Bu Fatimah, tetanga Qarun yang sudah
pindah.
Qarun : (berjalan
dengan muka sedih )
Bu Fatimah : kamu Qarun kan ?
Qarun : yaa.. ibu ini siapa ya ?
Bu Fatimah : saya Bu Fatimah . masak kamu lupa dengan saya
Qarun : oh ibu Fatimah tetangga saya dulukan ?
Bu Fatimah : iya,,, ayo mampir dulu
Qarun : ini rumah ibu (heran)
Bu Fatimah : iya,,, ayo duduk. Kamu mau minum apa ?
Qarun : nggak bu saya puasa
Bu Fatimah : oh begitu.. tadi kenapa kamu terlihat sedih?
Qarun : saya mau cari kerja
Bu Fatimah : mmm,,, kebetulan suami saya butuh seseorang untuk jadi asistennya. Gajinya besar
loo
Qarun : wah saya mau bu.. (menoleh kearah patung dan kaget) astaghfirullah haladzim
Bu Fatimah : ada apa Qarun ? (kaget)
Qarun : itu apa ?
Bu Fatimah : itu dewa yang selama ini menolong saya dan suami saya sampai sekaya raya ini.
Kalau kamu mau kamu bisa bawa patung ini
Qarun : tapi itukan dosa. Apakah ibu tidak takut dosa
Bu Fatimah : Untuk apa takut, patung ini bisa melindungi kita dan buktinya keluarga ini baik
baik saja. Bahkan uang kami pun bertambah
Qarun : ya kalau begitu saya mau patungnya dan sekalian saya mau jadi asisten suami ibu
Bu Fatimah : itu sih gampang. Tuh ambil saja sendiri patungnya
Qarun : iya bu,, terimakasih bu terimakasih. Saya pamit pulang dulu. Permisi
Bu Fatimah : iya sama-sama Qarun. Semoga sukses yaa
Bu Fatimah : kamu Qarun kan ?
Qarun : yaa.. ibu ini siapa ya ?
Bu Fatimah : saya Bu Fatimah . masak kamu lupa dengan saya
Qarun : oh ibu Fatimah tetangga saya dulukan ?
Bu Fatimah : iya,,, ayo mampir dulu
Qarun : ini rumah ibu (heran)
Bu Fatimah : iya,,, ayo duduk. Kamu mau minum apa ?
Qarun : nggak bu saya puasa
Bu Fatimah : oh begitu.. tadi kenapa kamu terlihat sedih?
Qarun : saya mau cari kerja
Bu Fatimah : mmm,,, kebetulan suami saya butuh seseorang untuk jadi asistennya. Gajinya besar
loo
Qarun : wah saya mau bu.. (menoleh kearah patung dan kaget) astaghfirullah haladzim
Bu Fatimah : ada apa Qarun ? (kaget)
Qarun : itu apa ?
Bu Fatimah : itu dewa yang selama ini menolong saya dan suami saya sampai sekaya raya ini.
Kalau kamu mau kamu bisa bawa patung ini
Qarun : tapi itukan dosa. Apakah ibu tidak takut dosa
Bu Fatimah : Untuk apa takut, patung ini bisa melindungi kita dan buktinya keluarga ini baik
baik saja. Bahkan uang kami pun bertambah
Qarun : ya kalau begitu saya mau patungnya dan sekalian saya mau jadi asisten suami ibu
Bu Fatimah : itu sih gampang. Tuh ambil saja sendiri patungnya
Qarun : iya bu,, terimakasih bu terimakasih. Saya pamit pulang dulu. Permisi
Bu Fatimah : iya sama-sama Qarun. Semoga sukses yaa
Keesokan harinya Qarun pun bertemu dengan
suaminya Bu Fatimah dan Qarun pun diajak kesebuah kantor yang megah. Setelah
satu bulan lamanya Qarun bekerja akhirnya Qarun diberhentikan jadi asisten
melainkan jadi manager di kantor yang megah itu. Dan Qarun pun diberi hadiah
berupa satu unit rumah dan satu unit mobil. Dengan hati senang Qarun pun
semangat menyembah patung dan tidak lagi menyembah Maha Pencipta yaitu Allah
SWT.
Pada suatu hari Qarun menemui Musa untuk memameri kekayaannya itu. Sedangkan Musa membaca Al-Qur’an, ketika Qarun datang sambil membawa mobil barunya Musa pun kaget dan heran.
Pada suatu hari Qarun menemui Musa untuk memameri kekayaannya itu. Sedangkan Musa membaca Al-Qur’an, ketika Qarun datang sambil membawa mobil barunya Musa pun kaget dan heran.
Qarun
: hai Musa
Musa : waalaikumsalam Qarun
Qarun : apakah kau sudah tahu kalau sekarang saya sudah kaya
Musa : wah kamu hebat Qarun. Selamat yah (sambil mengulurkan tangan)
Qarun : (menolak uluran tangan Qarun) oh ya saya mau beli semua hewan ternak kesayanganmu
Musa : Maaf Qarun Semua itu tidak dijual
Qarun : sombong sekali Kau Musa. Awas saja kamu ya !
Musa : waalaikumsalam Qarun
Qarun : apakah kau sudah tahu kalau sekarang saya sudah kaya
Musa : wah kamu hebat Qarun. Selamat yah (sambil mengulurkan tangan)
Qarun : (menolak uluran tangan Qarun) oh ya saya mau beli semua hewan ternak kesayanganmu
Musa : Maaf Qarun Semua itu tidak dijual
Qarun : sombong sekali Kau Musa. Awas saja kamu ya !
Qarun pun marah besar terhadap Musa. Dan
pada suatu hari Musa menelphon Zainab untuk meminta zakat pada Qarun karena
Musa takut kalau Qarun itu belum membayar zakat.
Zainab
: hallo Assalamualaikum ust. Musa
Musa : waalaikumsalam Zainab
Zainab : ada apa ust.
Musa : mmm,,, kira-kira Qarun sudah belum bayar zakat
Zainab : sebentar yah ust. Saya periksa dulu. Oh ya pak ust. Disini ket.nya belum
Musa : kalau begitu kamu ambil saja ya di Qarun bilang saja ini perintah saya
Zainab : baiklah ust.
Musa : assalamualaikum
Zainab : waalaikumsalam
Musa : waalaikumsalam Zainab
Zainab : ada apa ust.
Musa : mmm,,, kira-kira Qarun sudah belum bayar zakat
Zainab : sebentar yah ust. Saya periksa dulu. Oh ya pak ust. Disini ket.nya belum
Musa : kalau begitu kamu ambil saja ya di Qarun bilang saja ini perintah saya
Zainab : baiklah ust.
Musa : assalamualaikum
Zainab : waalaikumsalam
Dengan segera Zainab menemui Qarun dan
ketika Zainab sampai di depan rumah Qarun dan meminta zakat tapi ternyata Qarun
memarahi Zainab
Zainab
: asalamualaikum,,, Qarun, Qarun, Qarun
Qarun : iya sebentar. Ada apa ?
Zainab : begini Qarun, saya diperintahkan ust. Musa untuk mengambil zakat
Qarun : apa-apa an ini. Saya yang bekerja keras kalian yang minta-minta. Tak sedikit pun aku
berikan hasil kerja kerasku ini
Zainab : tapi…
Qarun : nggak ada tapi tapian. Sana pergi dari rumah saya (marah)
Zainab : istighfar Qarun, istghfar
Qarun : sana pergi pergi. Saya tidak sudi membayar zakat
Qarun : iya sebentar. Ada apa ?
Zainab : begini Qarun, saya diperintahkan ust. Musa untuk mengambil zakat
Qarun : apa-apa an ini. Saya yang bekerja keras kalian yang minta-minta. Tak sedikit pun aku
berikan hasil kerja kerasku ini
Zainab : tapi…
Qarun : nggak ada tapi tapian. Sana pergi dari rumah saya (marah)
Zainab : istighfar Qarun, istghfar
Qarun : sana pergi pergi. Saya tidak sudi membayar zakat
Hati Qarun pun mulai memanas dan Qarun pun
merencanakan sesuatu agar Musa yang dikenal sebagai ust. yang baik dan saleh
itu diusir warga dari desa. Dan pada saat itu Qarun melihat ada seorang gadis
cantik yang sedang bersedih karena tidak mempunyai uang untuk mengobati ibunya
yang sedang sakit.
Qarun : Hai ! siapa namamu ?
Aisyah : namaku Aisyah. Siapa namamu ?
Qarun : namaku Qarun. Orang yang paling kaya di desa ini. Kenapa kau menangis ?
Aisyah : saya lagi butuh uang. Soalnya ibu saya lagi sakit
Qarun : kamu mau ini nggak ?
Aisyah : apa maksud kamu ?
Qarun : kamu bantuin aku memfitnah Musa
Aisyah : tapi ust. Musa itu baik
Qarun : ya terserah
Aisyah : mmm,,, iya deh aku mau
Aisyah : namaku Aisyah. Siapa namamu ?
Qarun : namaku Qarun. Orang yang paling kaya di desa ini. Kenapa kau menangis ?
Aisyah : saya lagi butuh uang. Soalnya ibu saya lagi sakit
Qarun : kamu mau ini nggak ?
Aisyah : apa maksud kamu ?
Qarun : kamu bantuin aku memfitnah Musa
Aisyah : tapi ust. Musa itu baik
Qarun : ya terserah
Aisyah : mmm,,, iya deh aku mau
Mereka pun pergi dan menemui warga lalu
memberi tahu bahwa Musa telah menghamili seorang gadis. Awalnya warga tidak
percaya namun setelah mendengar penjelasan dari gadis itu warga pun mulai
percaya.
Qarun
: perhatian-perhatian saya mau
membetitahukan bahwa Musa yang kalian anggap ust.
yang baik dan yang saleh itu ternyata telah berbuat dosa
Warga : apa maksud kamu ?
Qarun : dia telah menghamili gadis ini
Aisyah : Qarun benar ust. Musa telah menghamili saya
Warga : usir saja ust. Musa dari desa ini
Warga-warga : usir…usir…usir
Musa : ada apa ini ?
Qarun : Musa kau harus di usir dari desa ini
Aisyah : Musa kamu harus bertanggung jawab
Musa : apa-apaan ini
Aisyah : sudah lah Musa. Kamu jangan pura-pura tidak tahu
Qarun : usir Musa
Warga-warga : setuju
Musa : sabar dulu sabar. Saya berani sumpah kalau saya tidak menghamili dia.
Warga-warga : usir, usir, usir
Musa : Baik lah saya akan pergi dari desa ini tapi ijinkan saya untuk shalat dulu
yang baik dan yang saleh itu ternyata telah berbuat dosa
Warga : apa maksud kamu ?
Qarun : dia telah menghamili gadis ini
Aisyah : Qarun benar ust. Musa telah menghamili saya
Warga : usir saja ust. Musa dari desa ini
Warga-warga : usir…usir…usir
Musa : ada apa ini ?
Qarun : Musa kau harus di usir dari desa ini
Aisyah : Musa kamu harus bertanggung jawab
Musa : apa-apaan ini
Aisyah : sudah lah Musa. Kamu jangan pura-pura tidak tahu
Qarun : usir Musa
Warga-warga : setuju
Musa : sabar dulu sabar. Saya berani sumpah kalau saya tidak menghamili dia.
Warga-warga : usir, usir, usir
Musa : Baik lah saya akan pergi dari desa ini tapi ijinkan saya untuk shalat dulu
Musa pun shalat lalu berdo’a kepada Allah
SWT agar diberi petunjuk kebenaran dan keadilan-Nya. Seusai Musa berdo’a Musa
pun menemui Warga dan siap diusir dari desa namun apa yang terjadi
Qarun : usir Musa
Warga-warga : usir Musa…(7x)
Zainab : stop-stop hentikan permainan ini
Qarun : apa maksudmu Zainab
Zainab : kamu jangan pura-pura tidak tahu
Aisyah : iya apa sih maksud kamu
Zainab : Aisyah, kamu harus jujur sama warga kalau kamu itu tidak dihamili oleh ust. Musa
Aisyah : tapi…
Zainab : kamu mau ibu kamu tau
Aisyah : tapi zainab
Zainab : Cepat
Aisyah : iya sebenarnya ust. Musa tidak berbuat apa-apa dengan saya dia orang baik saya
diupah oleh Qarun untuk mengatakan kalau saya dihamili ust. Musa
Warga-warga : huuuuu (bersorak) mata duitan-mata duitan
Zainab : Stop stop
Musa : ( bersujud syukur)
Zainab : dan kamu Qarun harus minta maaf
Qarun : aku tidak mau minta maaf kepada siapa pun, aku tidak bersalah dan aku juga tidak
takutsama siapa pun
Musa : apa maksudmu ?
Qarun : aku menantangmu !
Musa : menantang apa ?
Qarun : siapa do’anya yang dikabulkan, dialah yang benar dan harus diikuti
Musa : baiklah
Warga-warga : usir Musa…(7x)
Zainab : stop-stop hentikan permainan ini
Qarun : apa maksudmu Zainab
Zainab : kamu jangan pura-pura tidak tahu
Aisyah : iya apa sih maksud kamu
Zainab : Aisyah, kamu harus jujur sama warga kalau kamu itu tidak dihamili oleh ust. Musa
Aisyah : tapi…
Zainab : kamu mau ibu kamu tau
Aisyah : tapi zainab
Zainab : Cepat
Aisyah : iya sebenarnya ust. Musa tidak berbuat apa-apa dengan saya dia orang baik saya
diupah oleh Qarun untuk mengatakan kalau saya dihamili ust. Musa
Warga-warga : huuuuu (bersorak) mata duitan-mata duitan
Zainab : Stop stop
Musa : ( bersujud syukur)
Zainab : dan kamu Qarun harus minta maaf
Qarun : aku tidak mau minta maaf kepada siapa pun, aku tidak bersalah dan aku juga tidak
takutsama siapa pun
Musa : apa maksudmu ?
Qarun : aku menantangmu !
Musa : menantang apa ?
Qarun : siapa do’anya yang dikabulkan, dialah yang benar dan harus diikuti
Musa : baiklah
Mereka berdua pun berdo’a menurut
kepercayaan mereka masing-masing. Qarun meminta kepada dewa sedangkan Musa
meminta kepada Allah SWT. diantara mereka berdua siapakah do’anya yang terkabul
?
Qarun
: wahai dewa pengusa jagat raya, matikan Musa saat ini juga
Musa : ya Allah, musnahkanlah Qarun beserta seluruh harta kekayaannya saat ini juga
Musa : ya Allah, musnahkanlah Qarun beserta seluruh harta kekayaannya saat ini juga
Tak lama kemudian, bumi berguncan, dan
seketika bumi terbelah Qarun berusaha lari untuk menyelamatkan hartanya.
Musa : Allah hu Akbar
Qarun : hartaku (teriak sambil berlari )
Musa : Qarun itu bahaya
Zainab : sudah lah ust. Musa. Biarkan saja, semua itu adalah adzab dari Allah SWT. karena
dia telah sombong dan kikir
Qarun : hartaku (teriak sambil berlari )
Musa : Qarun itu bahaya
Zainab : sudah lah ust. Musa. Biarkan saja, semua itu adalah adzab dari Allah SWT. karena
dia telah sombong dan kikir
Qarun dan seluruh kekayaannya habis
ditelan bumi. Tak satupun kekayaan Qarun yang tersisa. Tempat dimana Qarun dan
seluruh kekayaannya dibenamkan oleh Allah ke dalam bumi, berada disebuah tempat
yang kini dikenal dengan sebutan Danau Qarun (Bahirah Qarun), dan Dan cerita ini menjadi pelajaran bagi umat
sebelumnya, bahwa siapapun yang pongah, sombong dan kikir, maka nasibnya akan
sama seperti Qarun, hancur, binasa.
~oOo~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar