PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN MEDIA PERMAINAN
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah
melimpahkan hidayah serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa halangan yang berarti.
Sholawat
serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta
sahabat-sahabatnya, pengikut-pengikutnya yang setia menyampaikan risalahnya
sampai akhir zaman.
Sehubungan
dengan keterbatasan kemampuan dan ilmu yang dimiliki, maka bila dalam penulisan
makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan mohon kiranya dapat memberikan
kritik serta saran yang dapat membawa kepada kebaikan. Pada kesempatan ini pula
penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Muttahidah, S.Ag selaku
guru mata pelajaran Bahasa Arab yang telah memberi tugas kepada
kami. Juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak hingga
terselesaikannya makalah yang sederhana ini. Mudah-mudahan atas bantuan serta bimbingan
semua pihak, Allah SWT akan membalasnya dengan pahala yang setimpal, aamin yaa
Rabbal aalamiin.
Akhirnya
kepada Allah SWT penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca pada umumnya.
Sakatiga,
14 Desember 2015
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Bahasa arab adalah mata pelajaran
yang sangat kompleks, karena terdiri dari berbagai terapan ilmu pengetahuan
yang mencakup empat kecerdasan, sehingga membutuhkan guru yang kompeten
dalam penguasaan materi dan pengelolaan kelas, terutama dalam hal pemanfaatan
media pembelajaran atau penciptaan suasana yang nyaman guna menarik minat
belajar para siswa-i. Karena sejauh ini bahasa arab masih belum banyak diminati
para siswa-i jika dibandingkan dengan bahasa ingris, hal tersebut dikarenakan
bahasa arab belum populer dikalangan masyarakat, serta anggapan bahwasanya bahasa
arab adalah ilmu yang rumit dan sulit untuk dipelajari.
Mengajarkan bahasa Arab tidak mudah,
diperlukan usaha yang sangat besar dari guru, juga dibutuhkan fasilitas yang
memadai, serta pemilihan metode yang sangat tepat bagi mereka.
Guna mengairahkan minat belajar siswa-i dan memudahkan penyerapan materi
serta pemahaman materi bahasa arab yang disampaikan.
Dari fenomena tersebut, diperlukan
banyak faktor untuk menumbuhkan minat belajar bahasa arab para siswa-i, salah
satu caranya adalah dengan menumbuhkan suasana yang nyaman dan menyenangkan.
Seperti : pembelajaran bahasa arab yang dikemas dalam sebuah permainan,
sehingga materi pelajaran bahasa arab yang disampaikan tidak dirasakan oleh
siswa-i sebagai suatu beban pelajaran yang rumit namun dianggap sebagai sebuah
kegiatan yang menyenangkan. Dan dari permainan tersebut para siswa-i dapat
menyerap materi yang disampaikan dengan tanpa disadari, namun proses
pembelajaran tetap dapat memenuhi SK, KD dan Indikator yang telah dirancang
oleh guru dalam silabus maupun RPP.
Dalam proses pembelajaran bahasa
arab dengan media permainan terdapat beberapa permasalahan terkait dengan
pemahaman guru tentang media permainan, urgensi media dalam pembelajaran bahasa
arab, pemilihan media dan proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
permainan.
B. Rumusan
Masalah
a. Bagaimanakah
pengertian dari media dan urgensi media dalam pembelajaran bahasa arab ?
b. Bagaimanakah
pengertian dari media permainan dalam pembelajaran bahasa arab ?
c. Bagaimanakah
model-model permainan bahasa ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Urgensi Media dalam Pengajaran
Bahasa Arab.
Media berasal dari bahasa latin
: “Medius” yang berarti “tengah”. Dan secara umum media adalah
semua bentuk perantara untuk menyebar, membawa atau menyampaikan suatu pesan
(message) dan gagasan kepada penerima atau para siswa-i. Secara luas media
diartikan dengan : “setiap orang, bahan, alat atau kejadian yang dapat mambantu
para siswa-i untuk lebih mudah memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Sehingga guru, buku teks dan lingkungan sekolah disebut juga dengan media”.[1]
Menurut sejarah, media pertama kali
disebut dengan visual education (alat peraga pandang) kemudian
berubah menjadi Audio-visual aids (bahan pengajaran) kemudian
berubah menjadi Audio-visual communication (komunikasi pandang
dengar), yang selanjutnya berubah menjadi Educational Technology (teknologi
pendidikan atau teknologi pengajaran).
Didalam bahasa arab media pengajaran
disebut dengan “wasa’ilul idhoh, Al-Wasa’ilut Taudhih, atau
Al-Mu’ayyimaatus Sima’iyah Wal Bashoriyah”. Atau alat pandang dan
dengar.
Media pengajaran merupakan perpaduan
antara hardware (peragkat keras) dansoftware perangkat
lunak). Yang menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan di Amerika,
media dibatasi sebagai segala hal dan bentuk yang digunakan seseorang untuk
menyampaikan suatu pesan atua informasi.
Urgensi media dalam pengajaran
bahasa adalah :
a. Berdasarkan
pendapat Soenjoyo Dirjo Soemarto, bahwasanya totalitas presentase banyaknya
ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang yang
terbanyak dan tertiggi adalah melalui indra penglihatan dan pengalaman langsung
atau praktek, baru kemudian indra pendengaran dan indra lainnya.[2]
b. Menurut
John M. Lannon, fungsi dari media dalam pengajaran bahasa arab adalah :
1. Untuk
menarik minat siswa.
2. Untuk
Meningkatkan pengertian siswa.
3. Untuk
Memberikan data yang kuat atau terpercaya.
4. Untuk
Memadatkan informasi.
5. Untuk
Memudahkan menafsirkan data.
c. Menurut
Mudjiono, media pengajaran mampu membangkitkan motivasi belajar serta memberikan
stimulus bagi kemauan belajar, karena media pengajaran berpengaruh besar dalam
memberikan kesan bagi siswa-i melalui indra penglihatan siswa-i dan lebih
memudahkan pemahaman siswa-i.[3]
d. Menurut
Dr. Abdul ‘Alim Ibrahim, Media pengajaran sangatlah penting, karena dapat
membangkitkan rasa senang dan gembira para siswa-i serta mampu memperbaharui
semangat belajar siswa-i, sehingga dapat menyebabkan rasa senang untuk datang
ke sekolah dan dapat memantapkan pengetahuan di benak para siswa-i serta dapat
menghidupkan suasana kegiatan belajar mengajar.[4]
e. Menurut
Arif, secara umum media pembelajaran berfungsi sebagai :
1. Memperjelas
penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistik atau dalam bentuk kata tertulis
dan lisan saja.
2. Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. Seperti : Obyek terlalu besar, obyek
terlalu kecil, gerak terlalu lambat, gerak terlalu cepat, kejadian dimasa
lampau dan obyek yang kompleks.
3. Dapat
mengatasi sifat pasif siswa-i secara tepat dan variatif, karena terdapat
interaksi langsung antara siswa-i dan media.[5]
Klasifikasi media pembelajaran
bahasa adalah:
B.
Media Permainan dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Salah satu media yang dapat
digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah media permainan.
Pengertian dari permainan adalah :
a. Permainan
berasal dari kata “main” yang berarti perbuatan untuk menyenangkan hati dan
dilakukan dengan menggunakan ala-alat yang disukai atau dengan media tertentu.
b. Suatu
bentuk kegiatan yang melibatkan interaksi para pemain secara penuh dengan
mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Dan
permainan dapat menjadi sumber belajar jika permainan tersebut bertujuan untuk
mencapai tujuan pendidikan atau pembelajaran.
c. Menurut
Piageat, bermain adalah manifestasi penyesuaian salah satu dasar proses mental
menuju pada pertumbuhan intelektual, dan bermain adalah mekanisme
penyesuaian yang penting bagi perkembangan atau pertumbuhan manusia.
d. Menurut
Sudirman, Permainan sebagai media pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan,
yaitu : Sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan, menghibur dan menarik.
Dengan permainan, maka akan ada partisipasi aktif dari para siswa-i dalam
proses belajar mengajar. Karena permainan mampu memberikan umpan balik langsung
dalam memecahkan masalah-masalah nyata atau sebagai proses pemberian pengalaman
nyata yang dapat diulang sesuai kehendak.[6]
Pengertian dari permainan bahasa
menurut Soeparno adalah : aktifitas yang dilakukan untuk memperoleh
keterampilan berbahasa terntentu dengan cara yang menyenangkan.[7]
Menurut G. Gibbs, permainan bahasa
adalah : suatu kegiatan yang didalamnya ada kegiatan saling membantu dalam
persaingan antar pemain untuk mencapai tujan yang telah ditentukan dengan
aturan-aturan tertentu.
Peran media permainan tidak kalah
pentingnya dengan peran kompetensi guru yang memadai dalam proses belajar
mengajar. Karena media permainan dapat memberikan peluang yang lebih dalam
memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal jika dibandingkan dengan proses
pembelajaran yang mengabaikan media permainan sebagai penunjang keberhasilan
pembelajaran.
Tujuan dari permainan bahasa adalah
: untuk memperoleh kegembiraan dan untuk melatih keterampilan berbahasa
tertentu. Namun bukan ditujukan untuk mengukur atau mengevaluasi hasil belajar
siswa-i. Karena permainan bahasa digunakan sebagai langkah pendekatan dalam
pembelajaran untuk mempermudah pencapaian tujuan dari pembelajaran bahasa
tersebut.
Manfaat permaian bahasa dalam
kegiatan pembelajaran menurut Nasif Mustofa adalah :
1. Memupuk
jiwa persaingan yang sehat, atau saling mengunguli satu sama lain.
2. Mendorong
pembelajaran untuk menyaksikan dan ikut serta dalam berbagai permainan.
3. Memotivasi
diri untuk tampil dengan sebaik-baiknya.
4. Belajar
untuk bekerjasama dalam suatu pekerjaan, atau mencapai sebuah kemenangan.
Beberapa hal yang hendaknya
diperhatikan dalam permainan bahasa adalah :
1. Permainan bahasa
bersifat sebagai sarana pembantu dalam pengajaran dan bukan suatu tujuan dalam
rangkaian materi pelajaran bahasa arab.
2. Merubah paradigma yang
beranggapan bahwasanya permainan bahasa hanya sesuai untuk usia anak-anak.
Karena permainan alam pembelajaran bahasa arab dapat diterapkan untuk tingkatan
usia muda, dewasa ataupun tua.
3. Tujuan permainan
bahasa tidak terbatas untuk sekedar menghilangkan kejenuhan dan kelelahan dalam
kegiatan pembelajaran bahasa arab, namun permainan tersebut berguna untuk
menyempurnakan materi bahasa arab yang diajarkan.
4. Saat menentukan
permainan bahasa, hendaknya memperhatikan istilah bahasa yang diajarkan,
tatacara pelaksanaan permainan, dsb.
Menurut Nasif Mustofa, beberapa
prinsip umum dalam permainan bahasa adalah :
1. Permainan
bahasa merupakan kegiatan yang penuh dengan kerjasama.
2. Permainan
bahasa bertujuan untuk memotivasi pembelajaran dalam menggunakan bahasa dengan
tujuan sebagai alat komunikasi.
3. Permainan
bahasa menjadikan lebih jelas pengetahuan dan ide-ide yang ada diantara para
pemain.
Cara memilih permainan bahasa adalah
sebagai berikut :
1. Pengajar harus
menentukan topik permainan yang jelas untuk sebuah materi, sehingga alur
permainan jelas dan sesuai dengan materi pelajaran bahasa arab.
2. Permainan bahasa harus
disesuaikan dengan tingkatan pengajaran, kemampuan peserta didik, waktu dan
tempat pelaksanaan permainan.
3. Siswa-i harus berada
dalam keadaan aman dan tidak menimbulkan penyimpangan.
4. Harus memperhatikan
keterampilan berbahasa, unsur-unsur bahasa dan model bahasa agar pelaksanaan
latihan bahasa melalui media permainan menjadi sempurna.
5. Persiapan sebelum
permainan dilakukan untuk permaiann yang membutuhkan persiapan khusus.
6. Sebelum pelaksanaan
permainan harus dipastikan seluruh siswa-i telah memahami teknisi pelaksanaan
lomba.
C.
Macam-macam Permainan Bahasa
Pembagian macam-macam permainan
bahasa disesuaikan dengan kompetensi berbahasa arab yang seharusnya dikuasai
oleh siswai-i, yaitu mencakup :
1. Permainan
bahasa untuk keterampilan menyimak (Istima’)
Menyimak bersifat pasif-reseptif
dengan maksud : inisiatif untuk dapat berkomunikasi dengan berbahasa arab bukan
berasal dari dirinya, melainkan dari orang lain yang sikap dan tindakannya
diharapkan oleh pendengar untuk diperhatikan dengan seksama sehingga dapat
dipahami maksudnya dan dapat diikuti struktur kalimatnya. Bahasa lisan yang
dapat dipahami dapat berjenis : bunyi bahasa, fonem, suku kata, kata-kata
lepas, frasa, kalimat dan wacana yang utuh dan lengkap. Karena tujuan utama
dari kecakapan menyimak adalah : untuk dapat memahami bahasa lisan. Media
permainan yang dapat dimanfaatkan antara lain :
a. Bisik
berantai (Al-Asrar al-Mutasalsil)
Permainan ini terdiri dari dua
kelompok yang masing-masing terdiri dari 6-7 siswa-i, guru membisikkan kosakata
atau kalimat kepada siswa paling depan untuk selanjutnya dibisikkan kepada
teman setelahnya dan peserta yang dapat menyelesaikan tugas tercepat dengan
jawaban benar adalah pemenang permainan tersebut. Contoh kalimat :
- الصورة كبيرة – السورة كبيرة
- يبكى أحمد بكاء شديدا – هو
يضحك ضحكة عريضة
b. Istima’
al-aghani
Guru menyiapkan kaset lagu berbahasa
arab fusha dan teks syair yang tidak lengkap, kemudian guru memutarkan kaset
dan meminta siswa-i untuk melengkapi teks syair tersebut dan pelajaran diakhiri
dengan pembenaran cara penulisan siswa-i.
2. Permainan
bahasa untuk keterampilan berbicara (Kalam)
Hal yang diprioritaskan dalam
kecakapan berbicara adalah berkenaan dengan isi dan makna yang terkandung dalam
sebuah pesan secara lisan. Maksud dari kemampuan berbicara adalah : kemampuan berkomunikasi
secraa akurat dan efektif dalam penggunaan bahasa secara konteks. Sehingga
tujuan utama pembelajaran keterampilan berbicara adalah : mampu menggunakan
bahasa secara lisan. Media permainan yang dapat dimanfaatkan antara lain :
a. Mengapa
saya melakukan pekerjaan ini (Limadza a’miltu hadza)
Guru menyiapkan kartu yang berisi
pertanyaan “Limadza”, kemudian salah satu siswa diminta memegang kartu
dan membacanya kemudian menjawab pertanyaan tersebut. Jila jawabanannya benar,
maka siswa tersebut dapat mengammbil kartu selanjutnya dan bertanya kepada
teman yang dia tunjuk. Contoh :
- يأخذ الطّالب البطاقة : - أنا
أكتب الرّسالة – لماذا ؟
- لطلب الإستئذان
- لإعطاء الخبر
- لمعرفة الحالة (الإجابة)
b. Ta’bir
Mushawwar
Guru menyiapkan gambar dengan tema
tertentu, gambar ditempelkan dipapan tulis kemudian guru menjelaskan alur
cerita dari gambar tersebut, kemudian guru meminta salah satu siswa untuk
menceritakan kembali alur cerita yang telah diceritakan oleh guru dan meminta
siswa lain untuk memperhatikan penjelasan temannya.
3. Permainan
bahasa untuk keterampilan membaca (Qiro’ah)
Menyimak pada dasarnya bersifat
representatif, karena diawali dengan pemahaman terhadap informasi yang
tertulis. Sehingga pembaca sebagai penerima dapat memahami dengan seksama teks
yang ia baca. Adapun tujuan dari kecakapan membaca adalah : siswa-i mampu
memahami teks bacaan yang telah dibaca dan pelajari. Media permainan yang dapat
dimanfaatkan antara lain :
a. Merapikan
teks bacaan (Tartib al-Nash)
Siswa-i dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil, setiap kelompok diberi potongan teks yang acak untuk disuusn
menjadi jawaban yang sempurna.
b. Antonim
(Al-Mudhod)
Guru menulis sebuah kata dikartu
kemudian menunjuk salah satu murid untuk mengambil kartu dan menyebutkan lawan
kata atau antonim kata tersebut. Jika siswa tidak dapat menjawab, maka soal itu
dilempar kepada siswa lain, jika siswa kedua dapat menyebutkan antonim kata
tersebut maka ia berhak menentukan hukuman bagi siswa yang tidak dapat
menyebutkan antonim kata tersebut.
4. Permainan
bahasa untuk keterampilan menulis (Kitabah)
Dalam pengungkapan diri secara
tertulis, seorang siswa mempunyai kesempatan untuk mengatur bahasa serta pesan
yang akan disampaikan melalui tulisannya. Sehingga unsur kebahasaan menjadi
aspek inti yang perlu untuk dicermati. Media permainan yang dapat dimanfaatkan
antara lain :
a. Apakah
kamu tahu (Hal ta’rif)
Guru memberikan soal tertulis dan
meminta para siswa-i menjawab pertanyaan tersebut terkait dengan sesuatu atau
peristiwa yang aktual. Contoh :
- هل
تعرف ماأمامك ؟
- نعم,
أمامى كراريس عليهم طلاّب.
b. Ta’bir
al-Shuwar
Guru menyiapkan gambar tentang suatu
tema. Kemudian ditempelkan dipapan tulis dan guru meminta siswa untuk
mengidentifikasi gambar tersebut. Dan pelajaran diakhiri dengan menjelaskan
kesalahan-kesalahan umum dalam penjelasana siswa.[8]
BAB III
KESIMPULAN
Media adalah segala sesuatu baik
orang, bahan, alat atau kejadian yang dapat dijadikan perantara untuk membantu
mempermudah pemahaman siswa-i terkait pengetahuan, ketarampilan maupun sikap
yang diserap dari materi yang telah disampaikan oleh guru. Dengan urgensi :
media dapat dijadikan sebagai alat untuk membangkitkan minat belajar siswa-i
karena pembelajaran dirasakan lebih menyenangkan dan variatif serta tidak
terbatas ruang waktu dan indera.
Permainan bahasa adalah suatu
kegiatan yang menyenangkan dengan menggunakan media tertentu guna mempermudah
siswa-i dalam penyerapan materi pelajaran, karena ia menjadi langkah pendekatan
dalam pembelajaran untuk mempermudah pencapaian tujuan dari pembelajaran bahasa
arab, sehingga dapat tercapai kesempurnaan pemahaman siswa-i terhadap materi
yang telah disampaikan tanpa merasakan kejenuhan dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
Macam-macam permainan bahasa dibagi
berdasarkan kompetensi atau kecakapan yang harus dikuasai oleh siswa-i, yaitu :
Permainan bahasa untuk keterampilan menyimak (Istima’), seperti: Bisik berantai
(Al-Asrar al-Mutasalsil) dan Istima’ al-aghani. Permainan bahasa untuk
keterampilan Berbicara (Kalam), seperti: Mengapa saya melakukan pekerjaan ini
(Limadza a’miltu hadza) dan Ta’bir Mushawwar. Permainan bahasa untuk
keterampilan Membaca (Qiro’ah), seperti: Merapikan teks bacaan (Tartib al-Nash)
dan Antonim (Al-Mudhod). Permainan bahasa untuk keterampilan Menulis (Kitabah),
seperti : Apakah kamu tahu (Hal ta’rif) dan Ta’bir al-Shuwar.
DAFTAR PUSTAKA
Achsin, Amir. 1986. Media
Pendidikan. Ujung Pandang : IKIP.
Damapoli, Muljono. 2003. Bahasa
Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Dirjosoemarno, Soenjojo. 1980.
Pengertian dan Fungsi Media Pendidikan. Jakarta : P3G.
Depdikbud.
Mahmudah, Umi dan Wahab Rasyidi,
Abdul. 2008. Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang
: UIN-Malang Press.
Mujiono, Gunawan. 1980. Media
Pendidikan. Jakarta : P3G Departemen P dan K.
Sadiman, Arif. 2006. Media
Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatan.Jakarta : PT. Grafindo
Persada.
Wahab Rosyidi, Abdul. 2009. Media
Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN Malang Press.
Zaenuddin, Radliyah. 2005. Metodologi
dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta : Pustaka
Rihlah Group.
[1] Amir
Achsin, Media Pendidikan, (Ujung Pandang : IKIP, 1986), 9.
[2] Soenjojo
Dirjosoemarno, Pengertian dan Fungsi Media Pendidikan, (Jakarta
: P3G. Depdikbud, 1980), 10-11.
[3] Gunawan
Mujiono, Media Pendidikan, (Jakarta : P3G Departemen P dan K,
1980), 2-3.
[4] Muljono
Damapoli, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2003), 74-76.
[5] Umi
Mahmudah dan Abdul Wahab Rasyidi, Active Learning dalam Pembelajaran
Bahasa Arab, (Malang : UIN-Malang Press, 2008), 95-111.
[6] Arif
Sadiman, Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatan,(Jakarta
: PT. Grafindo Persada, 2006).
[7] Abdul
Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang : UIN
Malang Press, 2009), 79-99.
[8] Radliyah
Zaenuddin, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab(Yogyakarta
: Pustaka Rihlah Group, 2005), 51-102.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar