Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
1.
Lia Handayani
2.
Niyati
3.
Inka Wiranti
4.
Septiana Putri
5.
Delta Novalia
Kelas : XII.IPA.3
Guru Pembimbing : Muttahidah, S.Ag
KEMETERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI SAKATIGA
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah
melimpahkan hidayah serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa halangan yang berarti.
Sholawat
serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta
sahabat-sahabatnya, pengikut-pengikutnya yang setia menyampaikan risalahnya
sampai akhir zaman.
Sehubungan
dengan keterbatasan kemampuan dan ilmu yang dimiliki, maka bila dalam penulisan
makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan mohon kiranya dapat memberikan
kritik serta saran yang dapat membawa kepada kebaikan. Pada kesempatan ini pula
penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Muttahidah, S.Ag selaku
guru mata pelajaran Bahasa Arab yang telah memberi tugas kepada
kami. Juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak hingga
terselesaikannya makalah yang sederhana ini. Mudah-mudahan atas bantuan serta bimbingan
semua pihak, Allah SWT akan membalasnya dengan pahala yang setimpal, aamin yaa
Rabbal aalamiin.
Akhirnya
kepada Allah SWT penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca pada umumnya.
Sakatiga,
14 Desember 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................4
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dari Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah..................................................................5
2.2 Pembagian Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah.......................
………………………….........5
2.3 Pengaplikasian Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah di
dalam bentuk kalimat...........................8
BAB
III PENUTUP.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….12
CATATAN
KAKI…………………………………………………………………………...13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kaum muslimin memaklumi, bahwa bahasa Arab
adalah bahasa Al-Qur’an. Setiap orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam
yang sebenarnya dan lebih mendalam, tiada jalan lain kecuali harus mampu
menggali dari sumber asalnya, yaitu Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Oleh
karena itu, menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka
yang ingin memahami Al-Qur’an, hukumnya fardhu ‘ain.
Kaidah-kaidah
bahasa Arab dibahas lebih rinci sehingga dapat membantu para pembaca untuk
lebih memahami kaidah-kaidah bahasa Arab dan diharapkan lebih membantu dalam
memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Makalah
ini disajikan dengan tujuan untuk memahami kaidah-kaidah dalam bahasa Arab yang
sesuai dengan sub judulnya. Pada kesempatan kali ini, khususnya penulis akan
membahas materi yang berkaitan tentang isim ma’rifat dan isim
nakirah. Perlunya penulis memaparkan rumusan masalah yang muncul dari
materi tersebut, antara lain :
1.
Apa pengertian dari isim ma’rifat dan isim nakirah?
2.
Pembagian dari isim ma’rifat dan isim nakirah?
3.Pengaplikasian isim
ma’rifat dan isim nakirah di dalam bentuk kalimat?
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
2.1 Pengertian dari isim ma’rifah dan isim nakirah
Kaidah: القاعدة
المعرفة
اسم يدل على شيئ معين
Ma’rifat, yaitu suatu isim yang menunjukkan pada suatu benda tertentu.
النكرة
اسم يدل على شيئ غير معين
Nakirah, yaitu suatu isim yang tidak menunjukkan pada suatu benda
tertentu.[1]
|
Isim
itu terbagi pada nakirah dan ma’rifah.
1. Isim nakirah adalah isim yang pengertiannya tidak tertentu, seperti :
= seorang manusia, dan
= sebuah pena, (tidak tertentu pena yang mana)
2. Isim ma’rifat adalah isim yang diketahui (difahami) maksudnya.[2]
Isim Ma’rifat
ما
دل على معين
Lafadz yang menunjukkan benda tertentu.
Isim Nakirah
والنكرة
كل اسم شائع في جنسه لا يختص به واحد دون آخر وتقريبه كل ما صلح دخول الألف واللام
عليه نحوالرجل والغلام
Isim nakirah ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan
sesuatu perkara dan lainnya. Singkatnya ialah, setiap isim yang layak dimasuki
alif dan lam, contoh : الرجل atau الغلام (asalnya رجل dan غلام).[3]
2.2 Pembagian Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah
1. Pembagian Isim Ma’rifat
A. Isim ‘Alam
Kaidah:
القاعدة
العلم
اسم معرفة سمى به شخص أومكان أوحيوان أو أي شيئ اخر
Alam, yaitu isim ma’rifat yang digunakan untuk menamai orang, tempat,
hewan, atau benda-benda lain[4].
|
Dan isim ‘alam itu
terbagi pula pada isim, kunyah dan laqab. Yang dimaksud dengan kunyah yaitu
setiap sebutan nama atau panggilan yang tersusun dari dua kata dengan cara
idhafat. Dan laqab yaitu setiap panggilan yang menunjukkan
ketinggian martabat atau merendahkannya.[5]
B. Isim Dhamir
Isim dhamir yaitu isim kata ganti untuk
pembicara atau orang pertama, dan untuk orang yang diajak bicara atau orang
kedua, seperti : انا = saya, dan انت = engkau (lk), dan untuk orang ketiga هو = dia (lk).[6]
Dan dhamir itu terbagi kepada dua bagian,
yaitu:
1. Dhamir bariz
2. Dhamir mustatir
Yang
dimaksud dengan dhamir bariz adalah dhamir yang ada bentuknya
(berupa lafadz) seperti ( ت ) pada فهمت . Dan dhamir mustatir adalah
dhamir yang tidak ada bentuknya (tidak tampak berupa lafadz), melainkan hanya
dalam pemahaman saja, seperti dhamir pada fi’il فهم dhamirnya هو . Dan dhamir bariz itu
terbagi pada munfashil danmuttashil. Dhamir
munfashil yaitu dhamir yang tampak karena berdiri sendiri dalam
pengucapan, seperti انا = saya, dan نحن = kita. Dan dhamir muttashil yaitu
dhamir yang tampaknya seakan-akan merupakan bagian atau suku kata dari
kata-kata sebelumnya seperti ( ت ) pada فهمت dan ( ا ) pada فهما .
C. Isim Mubham
Yang dikehendaki adalah isim isyaroh dan isim
maushul, dikarenakan makna keduanya yang samar (mubham),
yang bisa tertentu dengan melalui isyaroh dan shilah.[7]
1. Isim Isyaroh
Yaitu
isim yang dicetak untuk perkara yang diisyarohi yang tampak dengan jari
(telunjuk) dan sesamanya.
Contoh : هذا, هذه , هؤلاء
2. Isim Maushul
Yaitu
isim yang menunjukkan sesuatu/seseorang yang tertentu dengan cara menyebutkan
suatu kalimat sesudahnya yang disebut selatul-maushul.[8] Dan
lafadz-lafadznya adalah :
الذى :
yang digunakan untuk seorang laki atau sesuatu jenis mudzakkar
اللذان / اللذين :
yang digunakan untuk dua orang/benda jenis
mudzakkar
الذين/ الأولى :
yang digunakan untuk jama’ manusia mudzakkar
التى : yang digunakan untuk seorang perempuan atau
sejenis muannats
اللتان / اللتين :
yang digunakan untuk dua orang/benda jenis muannats
اللاتى / اللائ :
yang digunakan untuk jama’ manusia muannats
D. Isim-isim yang dimasuki أل
Yaitu isim yang dimasuki أل dan memberikan pengertian ketentuan bagi isim
tersebut. Seperti : السيف = pedang itu
القلم = pena itu
E. Isim yang di idhofahkan pada isim ma’rifat
Yaitu
isim-isim yang di idhofahkan pada salah satu dari isim-isim ma’rifat yang di
muka maka terjadilah ma’rifat dengan itu :
Contoh:
قلم
محمود =
Di idhofahkan pada Isim Alam
قلم
هذا =
Di idhofahkan pada Isim Isyaroh
قلمك =
Di idhofahkan pada Isim Dhamir
قلم
الرجل =
Di idhofahkan pada lafadz yang dimasuki Al
قلم
الذى كتب =
Di idhofahkan pada Isim Maushul
F. Isim ma’rifat dengan sebab Nida’
Yaitu isim munada’ yang ditentukan maksudnya,
maka dengan sebab itu jadilah isim ma’rifat (isim munada’ yaitu isim yang
diseru dengan kata seru يا ).
Contoh :
يا
رجل =
Hai! Bung!
يا
غلام =
Hai nak!
2.3 Pengaplikasian isim ma’rifat dan isim nakirah didalam
bentuk kalimat
A.
Contoh-contoh dari Isim Ma’rifat
1. Contoh dari Isim Alam :
ابو
بكر يذهب الى السوق- = Abu bakar sedang pergi ke pasar
هارون
الرشيد يشتري الرز- = Harun Ar-Rasyid sedang membeli beras
2. Contoh dari Isim Dhamir :
- انا
موظف = Saya adalah seorang pegawai
- بيتها
فسدة = Rumahnya(pr) itu rusak
3. Contoh dari Isim Mubham
a.
Contoh dari Isim Isyaroh :
- هذا
كوب = Ini adalah sebuah gelas
- هذه خزانة = Ini adalah sebuah Almari
- اولاء الصائمون = Mereka adalah orang-orang yang berpuasa
b.
Contoh dari Isim Maushul :
- اكرم الذى علمك = Muliakanlah orang yang telah mengajarkan
engkau
- اكرم الذين علماك = Muliakanlah orang yang telah mengajarkan
engkau
- اكرم الذين
علموك = Muliakanlah orang yang telah mengajarkan
engkau
Dari ketiga contoh tersebut memiliki arti yang sama, namun berbeda cara
penempatan dan kedudukannya.
4. Contoh dari Isim-isim yang dimasuki أل :
- الدكان فسيح = Toko itu luas
- المستشفى فسدة = Rumah sakit itu rusak
5. Contoh dari Isim yang di idhofahkan pada isim ma’rifat
- بيت عائشة ضيقة = Rumah Aisyah itu sempit
- جدار ذلك واسخ = Dinding itu kotor
6. Contoh dari Isim ma’rifat dengan sebab Nida’ :
- يا احمد ارجع الى
بيتك = Hai Ahmad! Pulanglah ke rumahmu!
- يا فاطمة ا كنسى
فناء بيتك = Hai Fatimah! Sapulah Halaman
Rumahmu!
B.
Contoh dari Isim Nakirah :
- ( Didalam laci itu ada
buku) = فى الدرج كتاب
- ( Seorang laki-laki menanyakan ayahku) = سأل رجل عن والدى
- ( Muhammad merobek kertas
) = مزق محمد ورقة
Keterangan
:
Apabila kita perhatikan setiap isim dalam
kalimat-kalimat di atas, kita akan melihat bahwa kata كتاب (buku), رجل (seorang laki-laki), ورقة (kertas), ia tidak menunjukkan kepada benda
tertentu yang sudah kita kenal. Isim seperti ini disebut dengan Isim
Nakirah.
BAB III
PENUTUP
Isim Ma’rifat, yaitu suatu isim yang
menunjukkan pada suatu benda tertentu yang bersifat khusus, dan Isim Nakirah,
yaitu suatu isim yang tidak menunjukkan pada suatu benda tertentu yang bersifat
umum. Di samping itu, macam-macam Isim Ma’rifat dan Isim Nakirah antara lain:
Isim Ma’rifat terbagi menjadi 7 macam, yaitu: Isim Alam, Isim Isyaroh, Isim
Maushul, Isim Dhamir, Isim-isim yang dimasuki Alif dan Lam, Isim yang di
idhofahkan pada isim ma’rifat dan Isim Ma’rifat dengan sebab Nida’. Dan Isim
Nakirah tidak ada pembagiannya atau macam-macamnya.
Akhirnya, penulis pribadi megucapkan terima kasih kepada Allah SWT, dan
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam membuat makalah yang
sederhana ini. Dan penulis berharap kritikan serta saran dari ibu guru maupun dari pembaca itu sendiri. Tentunya kritikan yang membangun dan
membawa kepada kebaikan bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
- Thalib, Drs.
Muhammad, Tata Bahasa Arab 2 Terjemah ANNAHWUL WADHIH Ibtidaiyyah,
(Bandung:PT Al Ma’arif), 2002
- Umam, Prof.
Dr. H. Chatibul dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, (Jakarta:Darul Ulum
Press), 2010
- Anwar, K.H.
Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo),
2009
- Shofwan,
M.Sholihuddin, Pengantar Memahami Al-Jurumiyyah, (Lirboyo:Darul
Hikmah), 1999
- Syaekhuddin,
Ahmad dkk, Belajar Bahasa Arab, (Jakarta:Penerbit Erlangga), 2009
[1]Thalib, Drs. Muhammad, Tata Bahasa Arab 2
Terjemah ANNAHWUL WADHIH Ibtidaiyyah, (Bandung:PT Al Ma’arif), 2002, hlm.
191
[2] Umam, Prof. Dr. H. Chatibul dkk, Kaidah
Tata Bahasa Arab, (Jakarta:Darul Ulum Press), 2010, hlm. 1822
[7] Shofwan, M.Sholihuddin, Pengantar Memahami
Al-Jurumiyyah, (Lirboyo:Darul Hikmah), 1999, hlm. 1204
Tidak ada komentar:
Posting Komentar